Akhirnya setelah sekian lama, film biopic Slank dirilis juga. Sudah berbulan-bulan menunggu rilisnya, rasanya tidak sabar menikmati film yang bertajuk Slank Nggak Ada Matinya. Dan tanggal 24 Desember 2013 rilislah film istimewa ini!
Di hari pertama penayangan serentaknya, saya langsung berburu tiket bioskop. Mengambil pemutaran jam malam, karena harus menunggu Mas Pacar pulang kerja dulu untuk bisa meluncur ke 21. Pukul 19.30 sampailah saya dan Mas Pacar di salah satu 21 di kota Malang, kami pun segera menuju studio karena jam sudah mepet dan film sudah mulai diputar.
Saya begitu penasaran bagaimana cerita hidup Slank dari awal terbentuknya formasi ke empat belas, hidup Bimbim (Adipati Dolken), Kaka (Ricky Harun), dan Ivan (Aaron Shahab) yang "diganggu" oleh ganasnya narkoba, kerja keras Bunda Iffet membebaskan mereka, hingga kesuksesan Slank sekarang ini. Bagaimana penggambaran peran-peran Kaka, Bimbim, Ivan, Abdee, Ridho, Bunda Iffet (Meriam Bellina), dan tokoh-tokoh lain di balik perjalanan turun naik Slank.
Dimulai dari masuknya Abdee (Dave Mahenra) dan Ridho (Ajun Perwira) sebagai personil baru di tahun 1996, untuk membuktikan Slank tidak bubar setelah ditinggal personil sebelumnya. Dengan formasi baru tersebut, Slank kembali merilis album Tujuh dengan lagu andalan Balikin. Album Tujuh berhasil meraih penghargaan sebagai album terlaris dan beberapa penghargaan musik lainnya.
Ketika era Refomasi dimulai, Slank merilis album Mata Hati Reformasi di tahun 1998 sebagai bentuk apresiasi mereka terhadap pemerintahan di Indonesia. Pada saat itu juga Kaka, Bimbim, dan Ivan semakin tergantung dengan narkoba. Bunda Iffet semakin khawatir dengan kelangsungan hidup anaknya dan Slank. Namun di saat itu juga jalan menuju kesembuhan Bimbim, Kaka, dan Ivan seperti dibukakan. Dengan kehadiran mantan personil Slank yang sudah sembuh dari jeratan narkoba melalui pengobatan cina Pak Teguh. Bunda kemudian membujuk Bimbim, Kaka, dan Ivan untuk mengikuti pengobatan karena sebelumnya mereka sudah berjanji akan berusahan untuk sembuh dari kecanduan tersebut.
Konflik mulai terasa ketika pengobatan Pak Teguh sudah dijalankan. Abdee dan Ridho membantu Bunda Iffet untuk mengawasi pengobatan Bimbim, Kaka, dan Ivan, yang sempat membuat Ridho putus asa hingga ingin keluar dari Slank. Di lain sisi, kehadiran Renny sebagai pendamping hidupnya sangat melecut semangat Bimbim untuk berusaha sembuh.
Usaha mereka berbuah hasil. Mereka berhasil sembuh, diiringi tour mereka ke Jepang. Akhir cerita, Kaka menikahi Natascha, Ivan menikahi
Putri, Ridho menikahi Ony, Bimbim mengarungi rumah tangganya dengan
Renny, dan Abdee membesarkan putri satu-satunya bernama Alanis. Dan
Slank pun berkomitmen untuk menjadi band yang bebas dari narkoba dan
mendirikan rehabilitasi narkoba di markas mereka di Jalan Potlot.
Yang menarik dari film ini adalah penampilan khusus personil asli yaitu Bimbim yang menjadi manager sebuah Cafe, Kaka menjadi satpam dan penghulu yang menikahkan Kaka dan Tascha, Ridho sebagai manager Hotel, Ivan yang berubah menjadi Office Boy Hotel, dan Abdee sebagai lelaki di toilet yang sempat mengobrol dengan Abdee. Sungguh twist yang lucu dan menggelikan!
Last but not least, film ini sangat sayang untuk dilewatkan, apalagi kalau menyukai Slank. Fully complete!