Malang, 12 Oktober 2012
18 Maret 2012. Hmm, so unforgetable!
Memang sudah berbulan-bulan lalu, bahkan sudah lewat setengah tahun. Tapi saya
ingat persis bagaimana untuk pertama kalinya saya berhadapan langsung dan
bertukar cerita dengan
orang-orang yang saya kagumi sejak kelas 5 SD, khususnya Mas Abdee. Di tanggal
itu Mas-mas dari Potlot mengadakan konser bertajuk Extraligi di Malang, yaitu
di Lapangan Cengger Ayam. Saya, kebetulan yang sangat membahagiakan, dipilih
untuk menjaga tenda artis bersama 5 orang lainnya yang semuanya laki-laki
(termasuk Mas Bom). Wah, ini nih kesempatan untuk bisa dekat dengan Mas-mas
Potlot!
Sekitar jam 14.30, Mas-mas Slank berikut
Bunda dan Road Manager tiba di venue. Ya, this is my first time! Masih sekedar
bertatap muka dan bersalaman, tapi itu sudah sangat membuat saya takjub!
Finally I got it! Jam 15.00-nya, Mas-mas Slank mulai naik panggung. 12 lagu pun
sukses dibawakan ketika itu. Dan untuk pertama kalinya, saya menikmati konser
Slank dari balik panggung, bukan di depan panggung. But it was so special!
Setelah semua lagu selesai dibawakan,
Mas-mas Slank, Bunda, dan rombongan langsung bertolak menuju hotel. Saat itu
saya berpikir, hmm kapan ya saya bisa mengobrol panjang lebar dengan Mas-mas
Slank tadi? Tiba-tiba Pak Bos
kita memanggil Mas Bom, semacam berbicara sesuatu penting. Ternyata iya!
Rasanya keinginan saya dengan mudah terwujud juga.
Selepas menghilangkan lelah, saya dan Mas
Bom bersiap mengambil "bonus". Menuju hotel tempat Mas-mas Slank
menginap! Oh God! Masuk lobi hotel, saya berharap-harap cemas (bisa ga ya?),
sedangkan Mas Bom malah meledek. Pak Bos? Sibuk ber-SMS. Beberapa menit
kemudian sebuah mobil berhenti di depan pintu masuk hotel. Turunlah yang kita
tunggu, Bunda Iffet, Mas Bimbim, Mas Kaka, Mbak Shanti, dan tentunya Mas Abdee!
Yang mengagumkan saya, kita bertemu bukan seperti seorang fans bertemu dengan
idolanya, tetapi seperti bertemu dengan teman lama. Bersalaman dengan Mas-mas
dan Mbak Shanti, cium tangan Bunda, kemudian berlanjut mengobrol. Bercerita
sedikit tentang Malang, makanan, dan suasana.
And this is the essence of this story, Mas
Abdee mengambil sesuatu dari tas plastik yang dibawanya,"Ini loh, sagon,
khas Malang," sambil memberikan sagon itu ke tangan saya. Wow! Sumpah!
Saya melongo gak jelas! "Oh iya Mas," hanya itu yang keluar dari
bibir saya. Sejenak saya "terpaku", tapi kemudian berlanjut mengobrol
lagi. Bertukar banyak cerita, Malang, Slankers, acara-acara sebelumnya, dan
bisnis baru Mas Abdee. Mungkin sekitar satu jam saya, Mas Bom, dan Pak Bos menghabiskan
waktu saat itu. Bonusnya lagi, Mas Abdee mengambil duduk pas di samping saya,
ya sekitar 30cm di sebelah kiri saya (^,^)V. Sekitar 10 menit kemudian, Mas
Ivan yang selesai berkunjung ke tempat saudaranya tiba juga di hotel. Hanya
sebentar kemudian berpamitan untuk istirahat. Begitu juga dengan Mas Ridho.
Kalau dihitung mungkin ada sekitar dua jam
kita di hotel itu. Sepulangnya, sepanjang jalan, saya hanya tersenyum-tersenyum
sendiri. Berkali-kali mengucap, thanks God! Memang tidak ada foto bersama,
karena komitmen kita seperti itu. Tidak perlu berfoto bersama, kita teman,
bukan fans dengan idola! Meskipun begitu, bertukar cerita bersama sudah jauh
lebih mengesankan daripada hanya berfoto. Mengutip kata salah satu teman yang
intinya, kenangan manis itu terkadang tidak diabadikan dengan sesuatu, hanya
tersenyum mengingatnya pun sudah cukup.
Eiittss, tapi saya ada sesuatu loh! Sagon
dari Mas Abdee masih saya simpan sampai sekarang!
Thanks a lot for Pak Bos, My Hubby, Bunda
Iffet, and Slank, especially for Mas Abdee.
0 komentar:
Posting Komentar