Jumat, 15 November 2013

Slank itu Seperempat Jiwaku

Kenapa seperempat? Ya, karena setengah jiwaku milik mas Pacar, seperempatnya milik Slank, dan seperempatnya lagi adalah ruang untuk menyusun mimpi-mimpiku. Tapi meskipun seperempat, Slank sudah sangat memenuhi  jiwaku. Slank itu salah satu grup band yang (akan ) menjadi legenda di Indonesia. Siapa sih yang gak kenal Slank?
Aku sendiri mengenal dan kemudian menyukai band ini sejak duduk di bangku kelas 5 SD sekitar tahun 2001. Lagu pertama yang kudengar dari Slank adalah Virus. Tanpa ada alasan yang sampai sekarang bisa kuketahui, seketika aku merasa suka dengan band ini. Lagu, pembawaan personel, dan yang terpenting lirik-lirik lagunya.

Hari ke hari, bulan ke bulan. Semakin banyak aku mengenal lagu-lagu Slank, aku merasa semakin menyukai band ini, bahkan bisa dibilang aku sudah jatuh cinta dengan Slank. Mengumpulkan satu demi satu albumnya dalam bentuk kaset pita menjadi kesibukanku semasa SD, dan itu berlanjut hingga sekarang.
Sekitar tahun 2004, untuk pertama kalinya aku menonton langsung konser Slank. Sejak saat itu, aku mulai tidak pernah absen menonton langsung konser band idolaku satu ini. SMP, SMA, menjadi masa-masa gilaku akan konser Slank, berlanjut ketika aku sudah menjadi mahasiswi. Rasanya menonton konser Slank langsung itu seperti semangat yang tadinya tipis seketika menebal dengan cepat.

Ketika sudah menjadi mahasiswi pun, bukannya aku mengurangi “Slank-Slank-an” melainkan malah menjadi saja kegilaanku akan band ini. Terlebih lagi ketika aku menemukan seseorang yang sealiran yang saat ini kupanggil Mas Pacar, yaitu sekitar bulan Oktober tahun 2010. Dimanapun Slank menggelar konser, aku dan Mas Pacar tidak pernah absen. Bahkan sekitar bulan Mei tahun 2011 Slank menggelar konser di Bali, kau dan Mas Pacar pun berangkat juga ke Bali!

Terlebih juga, terhitung sejak bulan November 2010 hingga Februari 2013 aku dipilih menjadi sekretaris di Slank Fans Club Malang. Slank Fans Club resmi pertama di Indonesia! Senang, lega, dan bangga. Banyak sekali yang kudapat dari menjabat sebagai sekretaris di Slank Fans Club Malang. Antara lain pengalaman organized event, mengelola semi-organisasi yang beranggotakan seratus lebih orang, menjadi orang istimewa di setiap konser Slank, dan banyak lagi. Kalau untuk bisa bertemu dengan personel, crew, dan Bunda Iffet, aku rasa itu hanya bonus, karena pelajaran yang di dapat jauh lebih berharga dari itu.

Ada perasaan bangga ketika aku tidak hanya menjadi penikmat dari konser-konser Slank tapi menjadi salah satu yang ikut andil dalam menyukseskan konser Slank. Dan hingga detik ini aku masih mencari alasan mengapa aku bisa sangat jatuh cinta terhadap band ini. Lirik lagu yang sederhana tapi tepat sasaran, pembawaan personel yang apa adanya, dan mungkin, ada suasana berbeda ketika bisa mengenal mereka lebih dekat, lebih tepatnya mungkin suasana “tanpa batas” antara Slank dan Slanker, atau antar sesama Slanker. Itu yang tidak ternilai!

Sejujurnya, tidak akan pernah habis kata-kataku apabila membahas soal Slank. Banyak perasaan dan pengalaman yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Aku rasa, perasaan dan pengalaman yang masih banyak ini memang hanya bisa diabadikan dalam kenangan, tidak dengan kata-kata.
Last but not least, Slank is my spirit, my life teacher, and totally my idol :D

Malang, 7 November 2013            

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon